Guru adalah salah satu jendela melihat dunia bagi anak didiknya, selain kedua orang tuanya, televise, internet, koran, buku, dan lain-lain. Guru masih memegang peranan sentral dalam membukakan pikiran siswa untuk melihat dunia yang berkembang dengan cepat dan dinamis. Guru tidak hanya membuka jendela dunia tapi sekaligus menyeleksi, memfilter, dan memberikan informasi terbaik kepada murid-muridnya. Peran ini berbeda dengan sumber informasi lainnya, seperti televise, radio, dan internet yang bebas nilai, seperti pasar bebas nilai, seperti pasar bebas yang menyerahkan segala programnya kepada konsumen, tanpa memberikan bimibingan, arahan, dan filter yang baik.
Televise telah berubah menjadi media entertainment murni, bukan sebagai
media edukatif yang bermanfaat bagi pengembangan pendidikan. Sebagian besar
acara televise berisi film dan sinetron yang memuat cerita tentang kejahatan,
horror, dan pembunuhan, perkelahian, penipuan, perampokan, dan lain-lain.
Biasanya, anak-anak menonton acara-acara seperti itu dengan sangat senang.
Namun, cerita-cerita seperti itu akan mendatangkan bahaya bagi anak-anak
melalui banyak cara.
Pikiran anak yang masih lembut dan mudah terpengaruh
sangat rentan terhadap pengaruh luar. Menonton tayangan seperti dapat membangun
kegelisahan, rasa takut, dan horror di benaknya. Parahnya lagi , film-film
tersebut akan memotivasinya ntuk melakukan tindak kejahatan dan oerbuatan dosa.
Terkadang , anak-anak menjadi sangat terpengaruh oelh tingkah laku berlebihan
daring sang jagoan dalam sebuah film. Mereka kemudaian mencoba menirunya dalam
kehidupan nyata sehingga menimbulkan masalah. UNESCO telah menulis dalam sebuah
laporan bahwa 27% remaja yang dihukum karena tindak kejahatan, telah terdorong
melakukan aksinya setelah menonton aksi serupa di dalam film. Di amerika
serikat, diantara kejahatan anak-anak yang telahdi hokum oleh pengadilan, 10%
anak laki-laki dan 25% ank-permepuan mengaku bahwa mereka tertarik melakukan
tindak kejahatan itu karena film yang telah mereka saksikan.
Menurut sebuah survey lain, 49% penjahat yang tertangkap
membawa senjata api illegal , 28% melakukan aksi pencurian dan 21% melarikan
dari jerat hokum, telah memperoleh inspirasi dari apa yang mereka saksikan
difilm. Dilaporkan pula bahwa 25% perempuan yang menjadi pekerja seks komersial
memperoleh inspirasi dari film-film. Sebanyak 54% dari kaum perempuan yang
pergi ke tempat-tempat yang menghancurkan nama baik (lokalisasi) melakukan itu
karena ingin meniru artis terkenal.
Sementara itu, Profesor Almsman dari Universitas Los Angeles berkata,
“Radiasi yang terpancar dari layar televise sangat berbahaya bagi organ tubuh
manusia. Sinar yang terpancar keluar darinya dan dari alat-alat elektronik
rumah tangga termasuk jenis gelombang pendek. Bila tak terlindungi dari
pancaran yang relative lebih lama, efek negative pertama yang ditimbulkannya
adalah sakit kepala. Kemampuan berfikir seseorang pun akan tertekan, tekanan darah menjadi tidak
normal, dan sel darah putih dalam darah akan mengalami kerusakan.
Gelombang-gelombang ini akan membawa perngaruh yang kuat bagi saraf dan
mengakibatkan sejumlah keluhan rasa sakit.”
Inilah bahaya televise yang tidak disadari oleh anak-anak
dan orang tua, dan menjadi tugas guru untuk melakukan penyandaran yang efektif
kepada orang tua dan anak-anak didiknya dengan pendekatan persuasive. Televise
adalah salah satu potret realitas dunia global yang penuh dengan ambigu. Disatu
sisi, televise bermanfaat bagi mereka yang bisa mengambil hikmahnya. Namun
disisi lain, televise menimbulkan dampak negative yang dahsyat dan luar biasa.
Menurut Abu Ahmad Zainal Abidin bin Syamsuddin (2008),
saat ini yang sangat berpengaruh terhadap pendidikan, tingkah laku, dan
kepribadian anak adalah media elektronik dan cetak. Kalau orang tua tidak
berhati-hati dan waspada terhadap kedua media ini, maka tidak jarang anak-anak
akan tumbuh sebagaimana yang ia peroleh dari kedua media ini.
1.Radio dan
Televisi
Dunia telah terbuka lebar dan sudah berada dihadapan
kita, bahkan di depan mata kita melalui beragam channel TV. Sarana-sarana
informasi, baik melalui beragam radio dan televise, memiliki pengaruh yang
sangat berbahaya dalam merusak pendidikan anak.
Ada seorang
dokter yang kini aktif di salah satu yayasan. Di salah satu stasiun televise,
dia bercerita bahwa dirinya mulai mencoba merokok sejak kelas 4SD, kemudian
minum minuman keras, dan mengisap ganja. Kegiatan “terlarang” itu terus
berlangsung hingga saat kuliah di kedokteran dengan kadar semakin besar. Yang
menarik, ternyata yang menjadi motivasi sang dokter ini melakukan kegiatan itu
adalah karena ia ingin meniru gaya yang ditampilkan di dalam film koboi, bahwa
seorang tokoh koboi kelihatan gagah berani dengan menenggak minuman keras. Sang
dokter juga mengatakan, selama melakukan hal itu tidak ada yang member
pengajaran atau pun mengingatkannya. Oleh karena itu, orang tua harus
berhati-hati dan waspada terhadap bahaya telivisi.
Dari sisi
lain, radio dan televise juga dapat berfungsi sebagai sumber berita, sarana
penebar wacana baru, menimba ilmu pengetahuan, dan menanamkan pola piker pada
anak.
2.Internet
Internet sudah meluas hingga kemanca Negara, tidak hanya
orang dewasa saja yang dapat mengakses aplikasi internet di zaman yang sudah
modern, anak SD pun dapat mengakses internet dengan mudahnya. Semakin lama
mereka pun akan semakin berkembang mengikuti perkembangan yang sedang
‘trend’ dan mereka dapat mengetahui
jejaring apa saja yang telah tersedia.
Dampak negative dari internet, yaitu: mereka lebih sering
meninggalkan waktu belajarnya, dan tidak memanfaatkan waktu belajarnya dengan
baik. Sehingga dapat mengurangi nilai-nilai prestasi mereka, dan menjauhkan
mereka dari orang-orang yang ada disekitarnya. Karena mereka lebih cenderung
berinteraksi dengan jejaring sosial ataupun teman-teman dunia mayanya, dan
dengan mudahnya kejahatan terjadi.
A. Memahami
Globalisasi
Memahami globalisasi adalah salah satu tugas utama guru
untuk membentengi anak didiknya dari dampak negative budaya global. Lantas, apa
sih globalisasi itu?
Lily Zakiyah Machfudz (2002) menjelaskan pengertian
globalisasi secara lebih tajam. Menurutnya, globalissasi adalah nama dari
revolusi dunia yang hamper menyentuh seluruh sendi kehidupan manusia, bahkan
sampai relung hati yang paling dalam. Dari sisi ekonomi, globalisasi ditandai
dengan adanya kapitalisme pasar bebas. “Makhluk” inilah yang menjadi tulang
punggung globalisasi. Prinsipnya, semakin kita membuka kekuatan pasar berkuasa
dan semakin kita membuka perekomonian bagi perdagangan bebas dan kompetisi,
perekomonian kita akan semakin efisien dan berkembang pesat. Dalam hal
kebudayaan, globalisasi juga memiliki cirri tersendir: amerikanissasi. Mulai
dari McDonald’s, Coca Cola, Kentucky, sampai Jeans, dan T-shirt, serta media
massa seperti CNN, majalah Forbes, dan sebagainya.
Dibidang teknologi, globalisasi ditandai dengan
komputerisasi, miniaturisasi,digitalisasi, komunikasi satelit, serat optic, dan
internet. Mimiaturisasi terjadi diberbagai macam perangkat teknologi canggih,
antara lain telepon genggam. Dalam hal ini ukuran , globalisasi sangat berbeda
dari standar masalalu. Dulu, kecanggihan diukur dengan berat, misalnya beratnya
peluru kendali. Kini, kecanggihan diukur dengan kecepatan perdagangan,
perjalanan, komunikasi, dan inovasi. Kita telah membuktikan bahwa melalui
kecepatan komunikasi internet, seolah-olah dunia sudah menyatu. Apa yang
terjadi di Jakarta sekarang, disaat yang sama dapat diketahui di seluruh
Indonesia.
Dalam hal demografi, globalisasi berarti perpindahan
dengan frokuensi yang amat tinggi, melintasi batas territorial Negara. Namun,
sisi positif-konstruktif globalisasi tersebut ternyata menyimpan paradox yang
berbahaya bagi kemanusiaan, menyisakan krisis keadaban dan moralitas.
Dehumanisasi dan materialisasi yang menyebabkan manusia lupa akan kodratnya
sebagai makhluk religious dan spiritual menyebabkan dunia ini penuh dengan
kebengisan, kekejaman, kezhaliman, dan keangkaramurkaan. Demi harta, jabatan, kekuasaan,
popularitas, dan ambisi duniawi lainnya manusia tega memakan manusisa, memangsa
saudara sendiri demi memuaskan nafsu. Di tengah pergumulan dan pergulatan dunia
inilah terjadi ketidakseimbangan antara yang satu dengan yang lainnya.
Selain itu , globalisasi juga menyebabkan lahirnya
integrasi. Dunia menjadi tempat untuk menjalin hubungan. Apakah sebuah Negara,
perusahaan, atau individu, mereka akan semakin tergantung pada siapa mereka
menjalin koneksi. Globalisasi juga digambarkan dengan satu kata: jaringan
(web). Semakin luas jaringan kita, semakin efisien pula kehidupan kita.
Selain memiliki manfaat yang cukup signifikan ,
globalisasi juga memiliki paradox-paradox yang juga tidak ringan. Paling tidak
ada tiga paradox globalisasi.
Pertama, the good and the bad ( yang buruk dan yang baik)
eksis bersama dalam globalisasi. Proses globalisasi tidak menuruti aturan
logika dan tidak membuahkna hasil yang sama. Globalisasi memiliki dua sisi mata
uang, dampak positif dan negative. Ini semua mengingatkan kita bahwa
bagaimanapun juga yang menentukan adalah manusianya, dan banyak dari mereka
yang masih memiliki dorongan sifat keadilan, kebebasan, dan saling menghargai.
Kedua, koeksistensi antara integrasi dengan fragmentasi.
Globalisasi telah menghasilkan manusia uang menang dan yang kalah , yang
memperoleh manfaat dan yang dirugikan. Ekonomi pasar global, misalnya, telah
menyatukan Eropa ke dalam EU tetapi juga telah menimbulkan gap pendapatan dan
kemakmuran diantara negeri itu. Di cina keterbukaan terhadap modal asing telah
menciptakan jarak pendapatan dan kesejahteraan di antara penduduk pedalaman dan
pantai,sesuatu yang tidak mungkin terjadi dibawah bendera sosialisme dan
komunisme. Begitu pula dengan Indonesia. Kapitalisme global telah menciptakan
konglomerat-konglomerat yang kaya raya dan menciptakan jurang perbedaan dengan
rakyat lainnya.
Ketiga, sebesar apa pun kekuasaan pemain global yang
tangguh (seperti perusahaan trans nasional, bank, lembaga keuangan, bahkan
Negara adidaya) tidak akan dapat sepenuhnya mengontrol diri sendri. Proses
globalisasi terlalu kompleks untuk dikuasi oleh seorang pemain mana pun.
Dalam diskusi tentang globalisasi ini, ada baiknya kita
mencermati pandangan Mahatma Gandhi tentang tujuh penyakit global, yang membuat
bumi kita menjadi sakit. Tujuh penyakit itu adalah politik tanpa prinsip , kaya
tanpa kerja, pendidikan tanpa karakter, perdagangan tanpa moralitas, kenikmatan
tanpa hati nurani, ilmu pengetahuan tanpa kemanusiaan, dan agama tanpa
pengorbanan.
Dalam era globalisasi di atas, kompetisi berjalan secara
ketat. Barang siapa tidak siap,maka kan tersisih dengan sendirinya. Persaingan
tersebut berkisar tiga kekuatan yang sangat tidak imbang.
Menurut Kir Haryana (2008), era globalisasi menuntut
kemampuan daya saing yang kuat dalam teknologi, manajemen, dan sumber daya
manusia. Keunggulan teknologi akan menurunkan biaya produksi, meningkatkan
kandungan nilain tambah, memperluas keragaman produk, dan meningkatkan mutu
produk. Keunggulan manajemen dapat mempengaruhi dan menentukan bagus tidaknya
kinerja sekolah, dan keunggulan sember daya manusia yang memiliki daya saing
tinggi pada tingkat Internasiona, akan menjadi tawar tersendiri dalam era
globalisasi ini.
B. Memberikan
penialaian objektif
Setelah memahami globalisasi apa adanya, seorang guru
harus memberikan penilaian objektif mengenai baik buruknya globalisasi,
konstruktif, dan destruktifnya, serta kita-kiat mengambil manfaatnya secara
maksimal dan menjauhi kerusakannya seminimal mungkin.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah salah satu
hal positif yang bisa ditiru dari Barat. Dengan menunjukkan kemajuan teknologi
dan ilmu pengetahuan Negara modern, siswa didorong untuk mengejar
ketertinggalan dan keterbelakangan negeri ini.
Jadi, dengan mengetengahkan fakta itu, diharapkan
semangat belajar murid semakin menyala-nyala dan membara untuk menjadi ilmuwan
dunia yang berambisi memajukan untuk menjadi ilmuwan dunia yang berambisi
memajukan negeri ini mencapai tingkat kejayaan dan keemasannya dalam bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Selain dampak poritf diatas, guru juga harus menerangkan
dampak negatifnya, seperti paham liberalism yang mengedepankan dan menuhankan
kebebasan dan hak asasi manusia tanpa batas, baik itu batas agama, etika
social, maupun adat istiadat. Liberalisme Barat inilah yang menyebabkan
dekadensi dan degradasi moral Barat yang akut selama ini. Angka penyakit
HIV-AIDS yang selalu mengancam kehidupan orang-orang di Barat muncul dari
kebebasan seksual sebagai manivestasi daripaham liberalism yang kelewat batas.
Bahkan, dibeberapa Negara, homoseksualisme dilegalkan. Sungguh sebuah fakta
yang berlawanan dengan akal sehat, norma social, adat ketimuran, dan agama.
Namun, paham ini terus mengalir cepat ke Negara-negara berkembang, termasuk
Indonesia dengan instrument industrialisasi, kebudayaan ,dan politik global.
Dari penjelasan dampak negative ini, murid disarankan
agar mendalami dan mengamalkan agama, menghormati etika social, dan hokum
Negara yang mengedepankan moralitas luhur. Selain itu, siswa harus senantiasa
dianjurkan untuk berhati-hati terhadap godaan, rangsangan, dan rekayasa
pihak-pihak yang ingin menghancurkan moralitas dan intelektualitas kader-kader
bangsa dari berbagai sisi kehidupan. Iming-iming uang miliaran bahkan triliuran
kerap menjerumuskan anak bangsa terjerumus dalam perdagangan wanita, narkoba,
minuman keras, dan lain-lain yang merusak perkembangan kader-kader muda bangsa
ini.
Sekali lagi, guru harus memberikan keterangan
komprehensif nengenai dampak positif dan negative dari globalisasi, lalu
mengarahkan dan membimbing mereka untuk memperkuat pertahanan moral dan mental
untuk mengantisipasi hal-hal negative yang datang setiap saat.
C. Menerapkan
Prinsip Progresif dan Selektif
Langkah selanjutnya yang harus diberikan guru kepada
murid-muridnya adalah memberikan prinsip progresif dan selektif. Porgresif
berarti strategi menghadapi globalisasi ini tidak hanya defensive (
mempertahankan diri dari serangan luar), tapi juga progresif (maju ke depan
melakukan kemajuan-kemajuan secara cepat dan bertahap). Artinya, anak didik
didorong untuk menjadi seorang pemain dan subjek dari globalisasi yang selalu
dipermainkan, dihancurkan, dan direkayasa masa depannya.
Bangsa
ini harus sejajar dengan bangsa-bangsa maju dalam aspek ekonomi, teknologi,
informasi, militer, budaya, pendidikan, social, dan politik agar bisa mandiri,
menentukan keputusan sendiri, dan mampu berperan lebih besar dalam konstelasi
politik global secara dinamis. Memaksimalkan potensi dalam negeri dalam bidang
pertanian, perkebunan, kelautan, dan kehutanan menjadi langkah strategis untuk
membawea kemandirian bangsa ini menuju era kejayaannya.
Selain
itu, strategi ke depan harus mengedepankan prinsip selektif, pandai memilih mana
yang baik dan buruk, mana yang menjadi prioritas, mana yang bernilai strategis,
dan mana yang bernilai jangka panjang. Prinsip progresif dan selektif akan
membawa bangsa ini meraih prestasi yang diidamkan.
Guru harus berperan besar menjadi pembangkit semangat
anak didik untuk menerapkan prinsip progresif dan selektif ini dalam mengejar
masa depannya. Namun, jangan sampai melupakan prinsip defensive . dalam arti
mempunyai pertahanan yang kuat ketika diserang dengan godaan-godaan yang
memikat dan melenakan.
Guru sebagai pembuka jendela dunia murid-muridnya
berkewajiban memberikan gambaran mengenai baik buruknya globalisasi sebagai
pelecut semangat anak didik dalam menggali dan mengembangkan potensinya secara
maksimal untuk mengejar cita-cita bbersarnya tampil sebagai pemain utama
globalisasi. Daengan inilah, guru mampu menjadi agen of sosiochange, agen
perubahan social yang mampu , melahirkan kader-kader bangsa andal yang mampu
meneruskan estafet kepemimpinan bangsa dimasa yang akan datang. Apalagi di era globalisasi
sekarang ini, muncul istilah sekolah bertaraf Internasional. Tanggung jawab
guru semakin besar untuk memberikan beka pada muridnya agar tidak ketinggalan
dari sekolah berkualitas internasional sehingga perlu di adopsi oleh guru dan
manajemen sekolah.
Menurut Kir Haryana (2008) , proses pembelajaran,
penilaian dan penyelenggarakan sekolah internasional harus bercirikan
internasional, yaitu:
1)
Pro-perubahan, yaitu proses pembelajaran yang mampu menumbuhkan dan
mengembangkan daya kreasi, inovasi, nalar, dan eksperimentasi untuk menemukan
kemungkinan-kemungkinan baru (ajoy of discovery).
2) Menerapkan
model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan,seperti student
centered, reflective learning, active learning, enjoyable, dan joyful learning,
cooperative learning, quantum learning, learning revolution, dan contextual
learning.
3) Menerapkan
proses pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran.
4) Proses
pembelajaran menggunakan bahasa Inggris, khususnya mata pelajaran sains,
matematika, dan teknologi.
5) Proses
penilaian dengan menggunakan model-model penilaian sekolah unggul dari Negara
anggota OECD dan/atau Negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu
dalam bidang pendidikan.
6) Dalam
penyelenggarakannya harus bercirikan standar menajemen internasional, yaitu
mengimplementasikan dan meraih ISO 9001 versi 2000 atau sesudahnya dan ISO
1400, dan menjalin hubungan sister school dengan sekolah bertaraf Internasional
luar negeri.
Gambaran sekolah bertaraf Internasional ini bisa
digunakan guru untuk membangkitkan gairah belajar anak murid agar mengeluarkan
kemampuan terbaik untuk menjadi pemain kelas dunia. Karena, kompetisi di era
globalisasi semakin ketat dan hebat, di mana penguasaan dan inovasi ilmu
pengetahuan dan teknologi menjadi ciri khasnya.
0 Komentar untuk "JIKA MEMANG KAMU SALAH SATU ORANG YANG BERTERIMA KASIH ATAS JASA GURU KAMU JANGAN LUPA BAGIKAN INI KE TEMAN KAMU!!!!!! GURU PEMBUKA JENDELA DUNIA SISWA DI SEPANJANG MASA"